Rabu, April 14, 2010

Surat untuk istriku



Istriku…
Kutilaskan surat ini sebagai rasa cinta kepadamu, sebagai wujud rasa sayang kepada para bidadari kecilku. Yang semua itu adalah anugerah yang teramat besar dari Allah kepadaku… Anugerah yang tidak bisa ternilaikan dengan uang semata.
Istriku… Sudah bertahun kita berumah tangga, pahit manis jalan kehidupan ini telah banyak kita lalui, engkau selalu menemaniku disaat aku susah,senang , sedih atau gembira, yang itu semua membuat aku semakin mengerti akan pengorbanan dirimu. Kutahu, engkau senantiasa mencoba membahagiakanku saat aku dilanda kesedihan dan engkau selalu menyemangatiku disaat aku putus asa. Semua itu membuatku mengerti, bahwa engkau adalah wanita yang kuat yang pernah kutahu. Meski engkau terlihat lelah, seharian berjibaku dengan bidadariku, namun engkau selalu menyambutku disaat aku pulang, membuat makanan kesukaanku dan tak lupa menyeduhkan teh hangatku. Semoga, apa yang telah engkau lakukan dapat memberikan nilai ibadah kepada-Nya. Karena sesungguhnya engkau ibarat seorang Mujahidah didalam rumah tanggaku, yang berjuang untuk kebaikan diriku, dirimu dan bidadariku.

Kutahu terkadang engkau tidak suka dengan tingkahku, namun dengan kelembutanmu, engkau selalu menasehati untuk kebaikan, Maafkan mungkin karena egoku, hingga aku sering mengabaikanmu. Aku tahu, disaat menasehatiku bukan karena engkau membenciku, namun lebih karena engkau menyayangiku.

Istriku… tak terasa, bidadari kecil titipan Illahi telah tumbuh semakin besar. Dengan segala tingkah polahnya, simphoni kelucuan, gemesin, jengkelin adalah nyanyian harian yang mereka lagukan untuk dirimu. Ku tahu, dengan kesabaranmu, engkau selalu merawat mereka dengan kasih sayang, dimana cintamu kepada mereka ibarat bulan menemani malam dan matahari menemani siang.

Engkau tahu, bahwa hidup tidak akan pernah lepas dari ujian dan juga cobaan.Ibarat kapal yang berlayar, kehidupan akan senantiasa menemui masa-masa sulit dan juga menemui masa lapang. Kuharap darimu untuk selalu sabar dan tawakal dalam menghadapi itu semua. Yakinlah, bahwa setiap cobaan akan ada hikmahnya dan setiap cobaan pasti akan ada akhirnya. Bukankan itu semua adalah Janji-Nya?

Istriku….Nikmat dari-Nya adalah nyanyian harian yang terkadang mungkin tidak kita sadari. Bersyukur adalah dzikir pagi soremu, memohon ampun adalah alunan doamu. Kumintakan kepadamu, untuk selalu berdoa akan kebaikanku dan anak-anakku, karena doa ibu akan senantiasa didengar oleh-Nya dan kasihmu selalu menghangatkanku.

Kuingat, Nabi kita bersabda:""Barangsiapa diantara kalian mempunyai tiga orang anak gadis lalu ia sabar merawatnya dalam keadaan susah dan senang, maka Allah akan memasukkan dia sorga berkat kasih sayang orang itu kepada ketiganya", lalu seseorang bertanya:"Bagaimana dengan dua wahai Rasulullah?", beliau menjawab "Demikian juga dengan dua", lalu orang itu bertanya lagi: "Bagaimana dengan satu wahai Rasulullah?" beliau menjawab "Demikian juga dengan satu" (H.R. Ahmad)

Mudah-mudahan tetesan keringatmu, menjadi saksi atas kebaikanmu, kelak dihari perhitungan. Dan yang kutahu, engkau akan berbuat yang terbaik buatku. Lain itu, kumintakan darimu untuk mendidik bidadariku menjadi mujahidah shaleha,sebagaimana janji kita dahulu, untuk menjadikan rumah tangga sebagai kawah candradimuka generasi rabbani, yang dengan ditanganya rangkaian bunga indah dapat menghiasi taman kehidupan.

Dari Suamimu,
HS

3 komentar:

  1. Sit suuittttt.... he..he..he...

    BalasHapus
  2. two thumbs for u mas...

    BalasHapus
  3. cuit..cuit..walaupun dikejar2 tuk update tank ullage, nulis surat buat istri tercinta tetep jalan...hehehe..
    semoga makin menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah ya bos..amiin.. :)

    BalasHapus

Kamu Elang, bukan ayam

*Kamu Elang, bukan ayam* Dahulu kala, entah gimana cerita awalnya, ada sebutir telor elang yg di erami oleh induk ayam. setelah meneta...