Jumat, Oktober 31, 2008

Pengaruh infak dan Sedekah


Pengaruh infak dan Sedekah dalam Pandangan As-Sunnah

Islam mengajarkan pada kita agar kita melatih diri untuk berinfak dan
bersedekah, dengan sekecil apapun. Karena infak dan sedekah sangat
memberi pengaruh dan keberuntungan ke dalam kehidupan kita di dunia
dan akhirat. Bahkan di dalam hadis banyak disebutkan bahwa jika kita
punya harapan untuk mencapai hajat tertentu, kita diperintahkan
memulainya dengan sedekah.


Yang harus kita yakini adalah bahwa setiap perbuatan manusia akan
berwujud makhluk. Yang negatif akan menghantam kehidupannya, yang
positif akan membantunya di dunia dan akhirat. Hanya saja mata indrawi
kita melihatnya. Hal ini banyak disebutkan di dalam hadis Nabi saw dan
Ahlul baitnya (sa) bahwa perbuatan manusia akan berwujud makhluk.
Tentang pengaruh infak dan sedekah berikut ini hadis-hadis Rasulullah
saw dan Ahlul baitnya (sa):

Dampak sedekah terhadap kematian
Rasulullah saw bersabda:
"Sedekah dapat menolak kematian yang buruk." (Al-Wasail 6: 255, hadis
ke 2)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
Pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah saw, lalu ia
mengucapkan: Assam 'alayka (kematian atasmu). Rasulullah saw menjawab:
'Alayka (atasmu). Lalu para sahabatnya berkata: Ia mengucapkan salam
atasmu dengan ucapan kematian, ia berkata: kematian atasmu. Nabi saw
bersabda: "Demikian juga jawabanku." Kemudian Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang
yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang
yahudi itu pergi mencari kayu bakar lalu ia membawa kayu bakar yang
banyak. Rasulullah saw belum meninggalkan tempat itu yahudi tersebut
lewat lagi (belum mati). Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya:
"Letakkan kayu bakarmu." Ternyata di dalam kayu bakar itu ada binatang
hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Kemudian Rasulullah saw
bersabda: "Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan? Ia menjawab: Aku
tidak punya kerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa
ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong
dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin. Maka
Rasulullah saw bersabda: "Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia."
Selanjutnya beliau bersabda: "Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari
kematian yang buruk." (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)

Muhammad bin Muslim berkata: Pada suatu hari aku pernah bersama Imam
Muhammad Al-Baqir (sa) berada di dalam masjid Rasulullah saw, kemudian
jatuhlah potongan kayu masjid dan mengenai seseorang tapi tidak
membayakannya padahal mengenai kakinya. Kemudian Imam Muhammad
Al-Baqir (sa) berkata: "Tanyakan padanya apa yang dia amalkan."
Kemudian ia bertanya kepadanya, dan ia berkata: tadi aku keluar rumah
dan membawa beberapa buah korma di sakuku, saat aku berjumpa dengan
seorang pengemis aku sedekahkan padanya sebuah korma. Imam Muhammad
Al-Baqir (sa) berkata: "Dengan sedekah itu Allah menyelamatkanmu."
(Al-Wasail 6: 269, hadis ke 6)

Dampak sedekah terhadap penambahan rizki
Rasulullah saw bersabda:
"Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah
harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi
kalian." (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)

Rasulullah saw bersabda:
"Sebaik-baik harta seseorang dan simpanannya adalah sedekah."
(Al-Wasail 6: 257, hadis ke 14)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Mohon datangkan rizki dengan sedekah, barangsiapa yang meyakini hari
esok ia akan bersikap dermawan dengan pemberian, sesungguhnya Allah
menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar hari ini." (Al-Wasail 6: 255)

Dampak sedekah terhadap hal-hal yang bahaya
Rasulullah saw bersabda:
"Mulai pagi harimu dengan sedekah, barangsiapa yang memulai pagi
harinya dengan sedekah ia tidak akan terkena sasaran bala'."
(Al-Wasail 6: 257, hadis ke 15)

Imam Ja'far sh-Shadiq (sa) berkata:
"Obati penyakitmu dengan sedekah, tolaklah bala' dengan doa, dan mohon
datangkan rizkimu dengan sedekah, karena sesungguhnya sedekah dapat
mengusir tujuh ratus setan dari depan dagu..." (Al-Wasail 6: 260,
hadis ke 1)

Dampak Infak terhadap keimanan
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat
hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan,
dan mengeluarkan karunia dari hartanya." (Al-Wasail 6: 259, hadis ke 21)

Tangan Allah
Rasulullah saw bersabda:
"Tangan itu ada tiga: tangan Allah paling atas, tangan pemberi yang
berikutnya, dan tangan peminta paling bawah. Maka berikan karuniamu
dan jangan lemahkan dirimu." (Al-Wasail 6: 263, hadis ke 4)

Bersedekahlah walaupun Sedikit
Rasulullah saw bersabda:
"Berdekahlah walaupun segantang korma, walaupun sebagian dari
segantang, walaupun segenggam korma, walaupun sebiji korma, walaupun
separoh korma. Barangsiapa yang belum mendapatkannya maka
bersedakahlah dengan ucapan yang baik. Karena sesungguhnya kamu akan
menjumpai Allah dan Dia akan bertanya kepadamu: 'Apakah Aku belum
berbuat sesuatu untukmu? Apakah Aku belum menciptakan pendengaran dan
penglihatan untukmu? Apakah Aku belum mengkaruniakan padamu harta dan
anak? Kamu tentu akan menjawab: Tidak (semuanya sudah). Kemudian Allah
swt berfirman: 'Lihatlah apa yang telah kamu lakukan pada dirimu.
Kemudian ia akan melihat apa yang telah ia lakukan, ia melihat ke
depan dan ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Maka saat itulah ia tidak
akan mendapatkan sesuatu pun yang dapat menjaga wajahnya dari api
neraka." (Al-Wasail 6: 264, hadis ke 1)

Sepotong Roti dengan Sepotong daging anak
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
Pada suatu masa menim pada pada Bani Israil musim kemarau panjang
beberapa tahun berturut-turut. Saat itu ada seorang ibu memiliki
sepotong roti, ia meletakkan di mulutnya untuk dimakan, lalu datanglah
seorang pengemis dan berkata: wahai hamba Allah, aku lapar. Ibu itu
berkata: Apakah saatnya zaman seperti ini bersedekah? Kemudian ia
mengeluarkan sepotong roti itu dari mulutnya, lalu memberikan pada
pengemis itu. Saat itu anaknya sedang mencari kayu bakar di padang
pasir, lalu datanglah srigala dan membawa anak itu. Kemudian
terjadilah teriakan, sang ibu terkejut lari ketakutan akan bahaya
srigala. Maka Allah mengutus malaikat Jibril, lalu ia mengeluarkan
anak itu dari mulut srigala dan memberikan pada ibunya. Jibril berkata
pada sang ibu: wahai hamba Allah, apakah kamu ridha? sepotong roti
digantikan dengan sepotong daging (keselamatan anakmu)." (Al-Wasail 6:
264, hadis ke 4)

Allah Yang Mengambil Sedekah
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa Allah swt berfirman:
"Segala sesuatu Aku wakilkan pada orang selain-Ku untuk menggenggamnya
kecuali sedekah, Aku sendiri dengan tangan-Ku yang mengambilnya,
sekalipun seseorang bersedekah dengan satu biji korma atau sebelah
biji korma. Kemudian Aku menambahkan baginya sebagaimana ia
menambahkan sebelum meninggalkan. Kemudian saat ia datang pada hari
kiamat ia mendapat pahala seperti pahala perang Uhud bahkan lebih
besar dari pahala perang Uhud." (Al-Wasail 6: 265, hadis ke 7)

Awali Pagi hari dengan Sedekah
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Awali pagi harimu dengan sedekah, gemarlah bersedekah. Tidak ada
seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di
sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langi ke bumi
pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan
turun dari langit ke bumi pada hari itu." (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 3)

Sedekah dapat Merubah Takdir
Rasulullah saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib (sa):
Wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah
ditetapkan). Wahai Ali, silaturahim dapat menambah umur. Wahai Ali,
tidak ada sedekah ketika keluarga dekatnya membutuhkan. Wahai Ali,
tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak
ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah)." (Al-Wasail 6: 267,
hadis ke 4)


Sedekah Penolak hari Nahas
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Antara aku dan seseorang punya perhitungan tentang bumi. Orang itu
ahli nujum, ia sengaja keluar rumah untuk suatu urusan pada saat
"Al-Su'ud" (bulan berada di manazil Al-Su'ud), dan aku juga keluar
rumah pada hari nahas. Lalu kami menghitungnya, lalu keluarlah untukku
dua perhitungan yang baik. Kemudian orang itu memukulkan tangan
kanannya pada tangan kirinya, kemudian berkata: Aku belum pernah sama
sekali melihat hari seperti hari ini. Aku berkata: Celaka hari yang
lain dan hari apa itu? Ia berkata: Aku ahli nujum, aku datang padamu
pada hari nahas, aku keluar rumah pada saat Al-Su'ud, kemudian kami
menghitung, lalu keluarlah untuk Anda dua perhitungan yang baik.
Ketika itulah aku berkata kepadanya: "Tidakkah aku pernah menyampaikan
suatu hadis yang disampaikan padaku oleh ayahku? Yaitu Rasulullah saw
bersabda: "Barangsiapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari hari
nahas, maka hendak mengawali harinya dengan sedekah, niscaya Allah
menyelamatkannya dari hari nahas itu. Barangsiapa yang ingin
diselamatkan oleh Allah dari malam nahas, maka hendaknya mengawali
malamnya dengan sedekah niscaya ia diselamatkan dari malam nahas itu.
Kemudian aku berkata: "Sesungguhnya aku mengawali keluar rumah dengan
sedekah; ini lebih baik bagimu daripada ilmu nujum." (Al-Wasail 6:
273, hadis ke 1)

Sedekah di Malam hari dan Siang hari
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Sesungguhnya sedekah di malam hari dapat memadamkan murka Allah,
menghapus dosa besar dan mempermudah perhitungan amal; sedekah di
siang hari dapat menumbuhkan harta dan menambah umur." (Al-Wasail 6:
273, hadis ke 2)

Sedekah yang tersembunyi
Rasulullah saw bersabda:
"Sedekah yang tersembunyi dapat memadamkan murka Allah swt."
(Al-Wasail 6: 275, hadis ke 1)

Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
"Sesungguhnya tawassul yang paling utama adalah bertawasul dengan
keimanan kepada Allah ..., dengan silaturrahim karena hal ini dapat
menumbuhkan harta dan menambah umur; dengan sedekah yang tersembunyi
karena hal ini dapat menghapuskan kesalahan dan memadamkan murkan
Allah Azza wa Jalla; dengan amal-amal yang ma'ruf (kebajikan) karena
hal ini dapat menolak kematian yang buruk dan menjaga dari pertarungan
kehinaan..." (Al-Wasail 6: 275, hadis ke 4)

Ahlul bait Nabi saw imam bagi para dermawan
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
"Dalam kegelapan malam Ali bin Husein (sa) sering keluar rumah,
membawa dan diletakkan di pundaknya kantongan yang berisi uang dinar
dan dirham, kadang-kadang memikul di pundaknya karung yang berisi
makanan atau kayu bakar. Ia mendatangi dan mengetok dari pintu ke
pintu. Ia memberi setiap orang yang keluar dari pintu itu. Ia menutupi
wajahnya ketika mendatangi rumah orang fakir agar ia tidak
mengenalnya. Ketika beliau wafat mereka merasa kehilangan hal itu, dan
mereka baru tahu bahwa yang sering mengetok pintunya itu adalah Ali
bin Husein (sa). Ketika jenazahnya dimandikan kelihatan di pundaknya
membekas hitam seperti pundak onta, karena seringnya memikul karung di
pundaknya mendatangi rumah-rumah kaum fakir dan miskin.

Pada suatu hari beliau keluar rumah membawa selengdang sutera.
Kemudian datang seorang pengemis, beliau kalungkan selendang itu
padanya lalu beliau pergi dan meninggalkannya. Kebiasaan beliau
membeli kain sutera di musim dingin, jika datang musim panas beliau
menjualnya dan mensedekahkan uangnya...

Di Madinah ada seratus keluarga Ahlul bait yang fakir. Mereka ta'ajjub
terhadap beliau, karena beliau datang membawakan makanannya untuk
anak-anak yatim, orang-orang yang sengsara, orang-orang sakit yang
merana, dan orang-orang miskin yang tak berdaya. Beliau memberikan
kepada mereka dengan tangannya sendiri. Jika ada keluarga dari mereka,
beliau sendiri yang membawakan makanan pada keluarganya. Beliau tidak
pernah makan sebelum memulai dan bersedekah seperti yang beliau
makan." (Al-Wasail 6: 276, hadis ke 8)

Sufyan bin 'Ayniyah bercerita bahwa Az-Zuhri pernah melihat Ali Zainal
Abidin (sa) berjalan kaki di malam yang dingin dalam kondisi hujan,
memikul di pundaknya tepung gandum dan kayu bakar. Az-Zuhri bertanya
kepadanya: Duhai putera Rasulullah, apa ini? Beliau menjawab: "Aku
ingin safar (melakukan perjalanan) yang telah dijanjikan yaitu mencari
bekal untuk aku bawa ke tempat yang terjaga.
Az-Zuhri berkata: Ini pembantuku, biarlah dia yang menggantikanmu
untuk membawanya, tapi beliau menolak tawaranku.
Az-Zuhri berkata: Aku saja yang akan menggantikanmu untuk membawanya,
dengan rasa hormatku padamu biarlah aku yang membawanya.
Ali Zainal Abidin berkata: Aku tidak memikirkan kehormatanku untuk
sesuatu yang menyelamatkan diriku dalam safarku, yang kuinginkan
sangatlah baik untuk bekal perjalanan kepulanganku. Dengan hak aku
mohonkan untukmu, semoga Dia memperkenankan hajatmu, silahkan
tinggalkan aku.
Kemudian Az-Zuhri meninggalkan beliau.
Beberapa hari berikutnya Az-Zuhri berkata kepada beliau: Wahai putera
Rasulullah, aku belum bisa merasakan dampak perjalanan yang pernah
engkau ceritakan itu.
Beliau berkata: Baiklah wahai Zuhri, tidak lain yang aku maksudkan
hanyalah kematian. Untuk itu aku persiapkan. Tidak lain mempersiapkan
untuk kematian adalah menjauhi segala yang haram, mencurahkan segala
kemampuan untuk kedermawanan dan kebajikan. (Al-Wasail 6: 279, hadis ke 5)

Tangan Pemberi bersentuhan dengan tangan Allah
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Tidak ada sesuatu pun yang paling memberatkan setan daripada
bersedekah kepada seorang mukmin. Karena tangannya bersentuhan dengan
tangan Allah swt sebelum bersentuhan dengan tangan hamba-Nya."
(Al-Wasail 6: 283, hadis ke 1)

Dikisahkan bahwa Imam Ali Zainal Abidin (sa) mencium tangannya setelah
memberikan sedekah. Lalu beliau ditanyai tentangnya. Beliau menjawab:
"Karena tangan itu bersentuhan dengan tangan Allah sebelum bersentuhan
dengan tangan penerimanya." (Al-Wasail 6: 303, hadis ke 2)

Rasulullah saw bersabda:
"Tidaklah ada sedekah seorang mukmin kecuali tangannya bersentuhan
dengan tangan Allah sebelum bersentuhan dengan tangan pemintanya.
Kemudian beliau membacakan firman Allah swt: 'Tidakkah mereka
mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan
menerima sedekah." (At-Taubah: 104). (Al-Wasail 6: 303, hadis ke 3)

Rasulullah saw bersabda:
"Bersedekah sepuluh, memberi pinjamanan modal delapan belas,
bersilaturrahim pada ikhwan dua puluh, dan silaturahim pada kerabat
dua puluh empat." (Al-Wasail 6: 286, hadis ke 2)

Peminta tidak boleh ditolak
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
"Berilah peminta-minta walaupun hanya dinaikkan ke atas punggung kuda
(numpang naik kendaraan)" (Al-Wasail 6: 290, hadis ke 1)

Beliau juga berkata:
"Sekiranya seorang pemberi mengetahui sesuatu yang ada dalam
pemberiannya, niscaya ia tidak akan menolak seorang pun
peminta-minta." (Al-Wasail 6: 290, hadis ke 2)

Berbagi rasa Persaudaraan
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Sesungguhnya di antara yang sangat ditekankan oleh Allah terhadap
hamba-Nya dalam kewajiban adalah tiga hal: Sikap adil seorang mukmin
terhadap dirinya sehingga ia tidak meridhai saudaranya kecuali apa
yang ia ridhai untuk dirinya, berbagi rasa persaudaraan dalam
hartanya, mengingat Allah dalam segala keadaan, tidak hanya bertasbih
dan bertahmid kepada Allah tetapi juga menjauhi segala yang diharamkan
oleh Allah." (Al-Wasail 6: 298, hadis ke 1)

Pengikut Ahlul Bait (sa) dan Kaum Fakir
Muhammad bin 'Ajlan berkata: Pada suatu hari aku bersama Imam Ja'far
Ash-Shadiq (sa), lalu datanglah seseorang dan mengucapkan salam.
Kemudian Imam bertanya: Bagaimana saudara-saudaramu di masyarakatmu?
Ia menjawab: mereka baik akhlaknya, bersih prilakunya, dan mereka
sangat terpuji.
Imam bertanya: Bagaimana tentang kunjungan orang-orang yang kaya pada
orang-orang yang fakir?
Ia menjawab: Sedikit sekali.
Imam bertanya: Bagaimana tentang keperdulian orang-orang kaya terhadap
orang-orang yang fakir?
Ia menjawab: Sedikit sekali.
Imam bertanya: Bagaimana tentang silaturrahim orang-orang yang kaya
pada orang-orang yang fakir sehubungan dengan harta yang mereka miliki?
Ia menjawab: Engkau menanyakan akhlak yang sangat sedikit dilakukan di
kalangan kami.
Imam menjawab: Bagaimana mungkin mereka mengaku pengikut Ahlul bait
Nabi saw?
(Al-Wasail 6: 290, hadis ke 3)

Abu Ismail berkata: aku pernah bertanya kepada Imam Muhammad Al-Baqir
(sa): Jadikan aku tebusanmu, para pengikut Ahlul bait (sa) di
masyarakat kami banyak sekali. Imam Muhammad Al-Baqir (sa) bertanya:
Apakah yang kaya bersikap kasih sayang pada yang fakir? Dan apakah
orang yang berbuat baik memaafkan pada yang berbuat salah, dan saling
menghibur di antara mereka? Aku menjawab: Tidak. Beliau berkata:
"Bukan, mereka bukan pengikut Ahlul bait (sa). Pengikut Ahlul bait
(sa) melakukan hal itu." (Al-Wasail 6: 299, hadis ke 4)

Jangan Menyebut-nyebut Pemberian
Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai bagiku dan para washiku dari
keturunanku juga bagi para pengikut mereka sesudahku: Bersikap sia-sia
dalam shalat, berkata kotor dalam puasa, menyebut-nyebut pemberian
sesudah bersedekah, mendatangi masjid dalam keadaan junub (hadas),
memandang pintu kamar orang lain, dan tertawa di kuburan." (Al-Wasail
6: 316, hadis ke 4)

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang bersedekah kepada saudaranya kemudian
menyebut-nyebut pemberiannya, maka Allah membatalkan amalnya, dan
menetapkan bebannya serta tidak berterima kasih atas usaha." Kemudian
beliau bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman: "Aku mengharamkan
surga atas orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, orang yang bakhil,
dan mengadu-domba (namimah). Ingatlah, barangsiapa yang bersedekah
dengan suatu sedekah, maka baginya timbangannya setiap dirham seperti
gunung Uhud dari kenikmatan surga. Dan barangsiapa yang berjalan untuk
mengantarkan sedekah pada orang yang membutuhkan, maka baginya juga
pahala seperti pemberinya tanpa sedikit pun mengurangi pahalanya."
(Al-Wasail 6: 316, hadis ke 5)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Barangsiapa yang berbuat kebajikan kepada seorang mukmin kemudian
menyakiti dengan ucapan atau menyebut-nyebut pemberiannya, maka Allah
membatalkan sedekahnya." (Al-Wasail 6: 317, hadis ke 9)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Orang yang beriman memiliki empat tanda: wajahnya berseri-seri,
lisannya lembut, hatinya penyayang, dan tangannya pemberi." (Al-Wasail
6: 321, hadis ke 2)

Berbuatlah Kebajikan
Rasulullah saw bersabda:
"Setiap kebajikan itu sedekah." (Al-Wasail 6: 321, hadis ke 1)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) menjelaskan tentang firman Allah swt surat
An-Nisa' 114:
"Tidak ada kebaikan dalam bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat yang ma'ruf, atau mendamaikan di antara manusia." Beliau
berkata: yang dimaksud dengan berbuat yang ma'ruf adalah memberi
qiradh (pinjaman modal dengan bagi hasil)." (Al-Wasail 6: 321, hadis ke 2)

Memberi Makanan
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai orang yang memberi makan
... (Al-Wasail 6: 328, hadis ke 2)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Di antara amal yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla adalah
mengenyangkan orang mukmin yang lapar, atau meringankan deritanya atau
menunaikan hutangnya." (Al-Wasail 6: 328, hadis ke 3)

Menjernihkan Iman
Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata:
"Sebaik-baik kalian adalah yang dermawan dan seburuk-buruk kalian
adalah yang bakhil. Barangsiapa yang ingin jernih imannya bersedekalah
pada saudaranya dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Sesungguhnya orang
yang bersedekah pada saudaranya ia dicintai oleh Yang Maha Pengasih,
dan saat yang sama mengusir setan, selamat dari neraka dan masuk
surga." Kemudian beliau berkata kepada Jamil: Wahai Jamil, sampaikan
hal ini pada sahabat-sahabatmu yang mulia! Jamil bertanya: Siapakah
sahabat-sahabatku yang mulia? Beliau menjawab: "Mereka yang berbuat
kebajikan (bersedekah) pada saudara-saudaranya dalam kesulitan dan
kemudahan." (Al-Wasail 6: 332, hadis ke 2)
(Disarikan dari kitab Zakat Mal, Allamah Muhammad Taqi Al-Mudarrisi)

Kamis, Oktober 30, 2008

Bimbim dan Bombom, sebuah imajinasi harian


Dunia anak-anak adalah dunia imajinasi, konsep kehidupan ini dikenalkan oleh kedua orang tuanya. Ibarat kertas kosong, maka orang tua bisa serta merta memberikan warna warni dalam kehidupannya. Dongeng adalah cara yang digunakan sejak jaman dulu dalam mendidik anak. Cara lama ini masih saya gunakan dalam memberikan pemahaman kepada anak tentang segala sesuatu, tentunya dengan imajinasi saya sendiri dan juga tokoh bikinan saya sendiri. Tokoh itu adalah Bimbim dan Bombom…


Seperti biasa, malam sebelum tidur, Kedua anakku minta diceritakan tokoh kesayangan mereka , Bimbim dan Bombom. Tokoh rekaan saya dalam rangka memberikan tausiah, pelajaran tentang kehidupan secara tidak langsung kepada kedua anakku. Dalam kedua tokoh itu, saya gunakan Bimbim sebagai tokoh yang diidolakan dari si kecil Ghania sedangkan Bombom adalah idola kakaknya.

Cerita malam ini adalah bimbim dan bombom pergi ke pasar… Terinspirasi dari ajakan istri saya untuk belanja kebutuhan dapur di akhir pekan ini, maka saya bercerita kalo tokoh rekaan saya pergi ke pasar bersama ayah bundanya.

Pagi setelah bangun tidur, bimbim dan bombom diajak ayah dan bundanya pergi ke pasar. Bimbim digendong ayah dan bombom digandeng oleh bundanya. Dipasar bombom ditanya oleh bundanya, hayoo dipasar ada apa… sejenak saya biarkan anak – anakku berimajinasi tentang keadaan pasar, kemudian lanjut ceritaku , bombom menjawab ada sayur….. ada buah…. Dan mungkin karena Aisha berimajinasi maka dia menambahi .. ada ikan… ada ayam… ada buku….. ada mobil… Tak mau kalah dengan kakaknya, sang adik menjawab… cucu… emen…. ma’em… he..he.. karena tidak jelas dalam pengucapan susu, permen dan makan.

Setelah itu kulanjutkan cerita kalo di pasar bombom dan bimbim harus mengikuti perintah orang tua, tidak boleh minta ini minta itu…. Dengan bahasa mereka kukenalkan transaksi jual beli antara bundanya dengan penjual sayur, penjual ikan dan lain sebagainya. Dengen bahasa mereka kujelaskan juga mengapa ada penjual dan pembeli dan transaksi keduanya.

Cerita berakhir, si kecil sibuk aja bilang emen… emen… dan sang kakak pun sedikit banyak mengerti apa yang sampaikan ayahnya tentang cerita tadi.

Ya.. cerita sebelum tidur, menjadi salah satu arena saya dalam membimbing , memberi pelajaran secara tidak langsung kepada dua hati saya. Agar nantinya dia bisa lebih memahami tentang arti kehidupan yang terbaik buat dia dan masa depan dia.

Malam makin larut, si kecil sudah 5 watt… sedangkan sang kakak masih cukup pijar, sebelum bobok sang kakak pun bilang…. Bi… besok ceritain Bimbim dan Bombom pulang kampong naik pesawat ya……

Istri saya yang sedari tadi membaca buku, cuman tersenyum mendengar… Nha lho……


Created By:
Herry

Tegas bukan Keras...!!!!


Saya sangat terkesan dengan mimik dari Donald Trump ketika berkata : “ You are Fired …!! “ dalam setiap acara televisi, mungkin secara sekilas orang akan bilang, dia orangnya kejam, memecat orang dengan santainya atau kasihan orang itu,tidak ada kesempatan lagi baginya untuk terus bertarung dalam acara itu. Hm… mungkin anda benar, namun ada baiknya kita lihat lebih jauh mengapa dia memecat orang dan untuk apa dia memecat orang.

Dalam persaingan bisnis yang ketat dan juga tuntutan target yang harus dikejar, diperlukan kerjasama yang kokoh antar anggota tim ato antar karyawan. Untuk itu dibutuhkan kemampuan dan kemauan yang keras untuk berubah, “ CHANGE “ itulah yang dikatakan Hermawan Kertadjaya dalam bukunya. Untuk menghasilkan nilai yang berbeda maka diperlukan langkah dan kerja yang berbeda. jika segala upaya telah dilakukan dan baik oleh anggota tim ato pimpinan tapi masih juga menghasilkan hal – hal yang tidak diharapkan maka langkah terbaik adalah mengevaluasi diri dan system yang telah dibuat. Dan jika telah dievaluasi ternyata system cukup bagus namun tidak diimbangi dengan kemampuan dan kemauan karyawan, maka jalan yang paling tegas adalah “ YOU ARE FIRED …” Tegas bukan keras, mungkin sekilas kejam, namun untuk kepentingan bersama dan dalam rangka untuk kemajuan bersama, mungkin ini alternatip yang paling baik.

Itu adalah langkah terakhir setelah langkah langkah penyelesaian kita lakukan, untuk itu langkah – langkah dibawah ini mungkin bisa membantu untuk meningkatkan daya saing dan daya juang bagi karyawan / anggota tim untuk memberikan kontribusi yang berkesinambungan.:

1. Perjelas arah tujuan organisasi bisnis.
Disini semua anggota tim harus mengetahui secara detail apa dan kemana organisasi bisnis mau dibawa, kita harus meyakinkan betul kepada setiap anggota tentang tugas dan tanggung jawab masing- masing.
2. Beri target kerja dan jangka waktu.
Setting target dan jangka waktu sesuai dengan kemampuan dari anggota tim, diskusikan mengenai target yang diberikan, kasih masukan bagaimana cara mencapainya, namun juga jangan menutup diri apabila anggota tim merasa target terlalu berat, untuk itu diperlukan komunikasi yang benar dan tepat.
3. Lakukan apa yang telah disepakati.
Setelah mendapatkan kesepahaman dalam bekerja, masing – masing pihak harus menjalankan kesepakatan yang telah diberikan. Jangan sampai ada kegiatan diluar apa yang telah direncanakan.
4. Evaluasi setiap hasil kerja, dan diskusikan apabila menemui kendala dilapangan, disini diutamakan adanya komunikasi dua arah antara pimpinan dan karyawan ato anggota tim.
5. Lakukan lagi langkah antisipasi untuk menghadapi masalah yang terjadi.

Jika semua langkah langkah itu telah dilakukan maka tugas selanjutnya adalah memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya. Jika masih under target yang diharapkan, tentunya langkah terakhir adalah peringatan dan pembinaan dan jika peringatan tidak diindahkan, maka jurus terakahir adalah dibinasakan !!

Dalam bisnis, kita harus menggunakan hati , tetapi dalam bisnis kita juga harus hati - hati. Bisa mendeteksi sedini mungkin mana bunga dan mana cendawan, sehingga kita bisa melakukan yang terbaik buat bisnis kita.

Terlihat kejam ??? Oh.. saya kira tidak, dengan kita menindak seseorang, tentunya kita tidak serta merta membiarkan dia dalam " Ketidakberesannya" tetapi kita harus memperbaiki orang tersebut.

Bukankan keindahan sesungguhnya, kita bisa memberikan yang terbaik buat orang lain ??

Created by,
Herry

Wudhu lahir dan batin

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat waras dan khusyuk
sholatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang
khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggap lebih ibadahnya,
demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasaikan kurang khusyuk.

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-
Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan
sholat?" Hatim berkata,
"Apabila masuk waktu solat, aku berwudhu lahir dan batin." Isam
bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu? " Hatim berkata,"Wudhu
lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air".
Sementara wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-
* Bertaubat
* Menyesali dosa yang telah dilakukan
* Tidak tergila-gilakan dunia
* Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
* Tinggalkan sifat berbangga
* Tinggalkan sifat khianat dan menipu
* Meninggalkan sifat dengki."

Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan
semua anggotaku dan menghadap kiblat.
Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan:
1.aku sedang berhadapan dengan Allah,
2.Surga di sebelah kananku,
3.Neraka di sebelah kiriku,
4.Malaikat Maut berada di belakangku, dan
5.Aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratal
mustaqim' dan menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhir
bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."

"Setiap bacaan dan doa didalam sholat, aku paham maknanya
kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu, aku bertasyahud dengan
penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku
bersholat selama 30 tahun."

Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya
yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Hukum Berpikir Positif

Hukum Berpikir Positif


Pygmalion Effect ?

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh
piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.Tetapi
bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan
tetangganya.

Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang
segala sesuatu dari sudut yang baik.

* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi
Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."

* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan
Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu."

* Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan
uang
untuk
urusan lain yang lebih perlu".

* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia
malah merasa iba, "Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan
makanan yang cukup di rumahnya."

Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi
buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk
tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik
perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang
sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung,
patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis
menawan, tubuhnya elok menarik.

Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma
patung,
bukan isterimu."

Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia
betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.

Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap
Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion,
yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup
berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di
seluruh negeri Yunani.

Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir
yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau
seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,

* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan
menjadi ramah terhadap kita.

* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia
betul-betul menjadi cerdas.

* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan
upaya dapat merupakan separuh
keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.

Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau
ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.

Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul
dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.

* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia
betul-betul menjadi tidak jujur.

* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha,
besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik
tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya
bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka
buruk tentang orang lain.

Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain.
Kita
tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.

Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk
menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada
kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita
akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau
kita
mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola
pikir
seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi
tidak bahagia.

Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu
dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk,
ia
ingat untuk memberi kepada kita."

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.

* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu.
Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca
mata yang
terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau
benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca
mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.
Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.

Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi
menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion,
begitulah.

MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive
people only........ ....how nice!!!!

cheers,

Created by:
marietta

Kamu Elang, bukan ayam

*Kamu Elang, bukan ayam* Dahulu kala, entah gimana cerita awalnya, ada sebutir telor elang yg di erami oleh induk ayam. setelah meneta...